PADANG- Kawasan Bagindo Aziz Chan Youth Center hingga Balai Kota Lama Padang penuh sesak dipadati masyarakat Kota Padang. Betapa tidak, kawasan pusat pemerintahan Hindia Belanda di Padang itu menjadi pusat Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Padang ke 355 dan pawai telong-telong.
Pawai telong-telong merupakan sebuah peringatan peristiwa peristiwa heroik masyarakat Pauh dan Kuranji melawan VOC pada 7 Agustus 1669. Telong-telong merupakan lampu yang digunakan pejuang untuk mengalahkan Belanda di Muaro Padang dengan merebut loji-loji Belanda. Telong-telong menjadi strategi penyamaran agar Belanda tidak menduga akan diserang.
"Pawai telong-telong menandai berakhirnya festival Siti Nurbaya yang sudah digelar pada 2 Agustus lalu," kata Penjabat (PJ) Walikota Padang, Andree Algamar, di Pelataran Balai Kota Lama Padang, Selasa (6/8) malam.
Semarak pawai telong-telong dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan atraksi budaya. Seperti, pertunjukan Barongsai oleh jawara World Barangsai Championship 2024 dari Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Padang. Lalu juga ada atraksi naga sambut dan marching band Pol PP Kota Padang.
Pawai tenong-tenong juga meriah dengan parade berbagai etnis di Kota Padang seperti, Etnis India Padang, Paguyuban Sunda dan Jawa. Selanjutnya juga ada arak-arakan masyarakat dari 11 Kecamatan dan 104 kelurahan Kota Padang dengan tema atribut dan atraksi yang beragam.
"Mudah-mudahan tahun depan Festival Siti Nurbaya bisa masuk Karisma Event Nusantara (KEN)," lanjut Andree.
Yuni (35), salah seorang masyarakat yang hadir menyaksikan semarak pawai tenong-tenong mengaku terhibur dengan berbagai atraksi yang ditampilkan pada HUT Kota Padang itu.
Ia menjelaskan, berbagai pertunjukan itu menjadi pengingat bagi anak muda bahwasanya Kota Padang lahir dan tumbuh dengan masyarakat yang beragam.
"Kami sangat menikmati atraksi pawai tenong-tenong ini. Pawai ini bisa menjadi pemahaman untuk anak buda bahwasanya kota ini lahir dengan latar belakang msayarakat yang beragam," ucapnya.