Pariaman– Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pariaman terus menunjukkan komitmennya dalam membina warga binaan melalui program pertanian. Kali ini, panen jagung berhasil digelar sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus mengakselerasi kebijakan kementerian dalam pemberdayaan warga binaan.
Kegiatan panen ini dipimpin langsung oleh Kepala Lapas Pariaman, Sahduriman, bersama jajaran petugas dan warga binaan. Dengan penuh semangat, mereka memanen jagung yang telah ditanam dan dirawat selama beberapa bulan terakhir. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas di dalam lapas, tetapi juga membekali warga binaan dengan keterampilan yang dapat mereka manfaatkan setelah bebas nanti.
Lahan pertanian di Lapas Pariaman dimanfaatkan secara optimal untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan. Program ini menjadi bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan, tidak hanya bagi lingkungan lapas, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya, Sahduriman menegaskan bahwa program pertanian ini memiliki banyak manfaat bagi warga binaan, baik dari segi keterampilan maupun mentalitas kerja.
"Program panen jagung ini bukan hanya sekadar aktivitas pertanian, tetapi juga bagian dari pembinaan kemandirian bagi warga binaan. Kami ingin mereka memiliki keterampilan yang bermanfaat sehingga bisa lebih siap saat kembali ke masyarakat. Selain itu, hasil panen ini juga berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan, baik di lingkungan Lapas maupun di luar. Kami akan terus mengembangkan program ini sebagai bentuk akselerasi kebijakan kementerian dalam memberdayakan warga binaan secara produktif," ujar Sahduriman.
Salah satu tujuan utama dari program ini adalah membentuk pola pikir dan keterampilan warga binaan agar lebih mandiri. Dengan keterampilan bertani yang mereka pelajari, diharapkan mereka bisa memiliki peluang kerja atau bahkan membuka usaha sendiri setelah menjalani masa hukuman.
Salah satu warga binaan yang turut serta dalam panen ini mengungkapkan rasa senangnya bisa belajar bertani.
“Awalnya saya tidak tahu apa-apa soal bercocok tanam. Tapi di sini saya belajar bagaimana menanam, merawat, hingga memanen jagung. Ini pengalaman yang sangat berharga dan bisa menjadi bekal saat saya kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Selain keterampilan teknis, kegiatan pertanian juga membantu membangun disiplin, tanggung jawab, dan semangat kerja keras di antara warga binaan. Mereka diajarkan untuk bekerja secara tim, memahami siklus pertanian, dan mengelola hasil panen dengan baik.
Program ini mendapat dukungan penuh dari pihak Lapas Pariaman dan diharapkan bisa terus berkembang. Ke depan, Lapas Pariaman berencana memperluas lahan pertanian dan menambah variasi tanaman yang dibudidayakan, termasuk sayuran dan tanaman hortikultura lainnya.
Selain itu, Lapas juga berencana bekerja sama dengan instansi terkait agar hasil panen dapat diolah lebih lanjut atau didistribusikan ke masyarakat, sehingga manfaatnya bisa lebih luas.
Dengan adanya program ini, Lapas Pariaman ingin membuktikan bahwa pembinaan warga binaan tidak hanya terbatas pada aspek hukum, tetapi juga harus mencakup aspek sosial dan ekonomi. Program seperti ini menjadi contoh nyata bahwa warga binaan bisa produktif, berkontribusi, dan memiliki masa depan yang lebih baik setelah mereka kembali ke masyarakat.
Panen jagung ini diharapkan menjadi inspirasi bagi lapas-lapas lain untuk mengembangkan program serupa, sehingga pembinaan warga binaan bisa lebih bermanfaat dan berdampak luas bagi ketahanan pangan serta kesejahteraan sosial.