Pariaman-Suasana siang di sebuah ruang kerja yang dipenuhi tumpukan berkas dan radio komunikasi yang sesekali berbunyi. Di balik meja kerjanya, IPTU Abdullah Riadi tersenyum ramah, menyambut dengan hangat.
"Silakan duduk," katanya, mempersilakan. "Apa yang ingin kita bicarakan hari ini?"
Sorot matanya tajam, namun penuh ketulusan. Ia adalah sosok yang telah menapaki perjalanan panjang dalam dunia kepolisian, khususnya di bidang lalu lintas.
Awal Pengabdian
IPTU Abdullah Riadi lahir di Pasaman Barat pada Desember 1983. Sejak awal, ia telah bercita-cita untuk mengabdi kepada negara. Tahun 2004, ia mengawali langkahnya sebagai calon bintara (Caba) Polri.
"Saat itu, saya masih sangat muda. Tapi saya yakin, jalan yang saya pilih ini adalah jalan yang benar," ujarnya dengan nada penuh keyakinan.
Perjalanan kariernya terus berlanjut. Pada tahun 2018, ia menempuh pendidikan di Sekolah Inspektur Polisi (SIP), yang menjadi pintu gerbangnya menuju level kepemimpinan yang lebih tinggi dalam institusi Polri.
"Menjalani pendidikan di SIP bukan hal mudah. Banyak tantangan yang harus saya hadapi, tapi saya selalu percaya bahwa ilmu yang saya dapat harus bermanfaat bagi masyarakat," katanya sambil tersenyum.
Meniti Karier di Berbagai Wilayah
Setelah lulus, ia ditempatkan di Arasuka selama tujuh bulan. Kemudian, antara 2019 hingga 2023, ia bertugas di Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar, menduduki berbagai jabatan penting.
"Saya pernah menjadi Panit PJR 4 di Agam, lalu berpindah ke PJR 2 di Padang Panjang, hingga akhirnya bertugas di Padang. Setiap tempat memiliki tantangan tersendiri," kenangnya.
November 2023 menjadi babak baru baginya. Ia dipercaya sebagai Kasat Lantas di Kabupaten Lima Puluh Kota. Namun, hanya berselang satu bulan, ia dipindahkan ke Subdit Kamsel Lantas Polda Sumbar, sebelum akhirnya mendapatkan amanah sebagai Kasat Lantas Polres Pariaman.
"Tugas di bidang lalu lintas itu menuntut ketelitian dan kesiapsiagaan. Setiap keputusan yang kami buat bisa berdampak langsung pada keselamatan masyarakat di jalan raya," jelasnya.
Prinsip dan Filosofi Hidup
IPTU Abdullah Riadi tidak hanya berfokus pada tugasnya, tetapi juga membangun hubungan yang baik dengan banyak pihak. Baginya, menjalin pertemanan adalah bagian penting dalam menjalankan tugas.
"Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak," katanya sambil tersenyum. "Dalam profesi ini, hubungan baik dengan masyarakat adalah aset utama. Saya selalu membuka ruang komunikasi dengan siapa saja."
Ia juga meyakini bahwa investasi terbaik dalam hidup adalah menjaga kesehatan dan silaturahmi.
"Tanpa kesehatan, kita tidak bisa bekerja dengan maksimal. Oleh karena itu, saya selalu mengingatkan rekan-rekan agar menjaga kebugaran fisik dan mental."
Di akhir pembicaraan, ia menegaskan kembali komitmennya untuk terus mengabdi.
"Saya hanya ingin memastikan bahwa jalanan lebih tertib, masyarakat lebih aman, dan semua orang bisa berkendara dengan nyaman. Itu saja," tutupnya dengan senyum yang penuh ketulusan.