Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ponpes MTI Canduang Menduga Guru Sodomi Santri Bagian Sindikat LGBT yang Menyusup ke Sumbar

29 Juli 2024 | 13:47 WIB Last Updated 2024-07-29T06:47:55Z


SUMBAR- Juru Bicara Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli, Ponpes MTI Canduang, Khairul Anwar menduga bahwa guru pelaku sodomi terhadap santrinya adalah bagian sindikat atau jaringan LGBT.

Pernyataan itu diungkapkan Khairul Anwar saat konferensi pers dengan awak media, Minggu (28/7/2024), malam.

"Dugaan sementara saya, pelaku ini bagian salasah satu sindikat, walaupun dalam proses penyelidikan polisi pelaku tidak mengaku," ungkap Khairul Anwar.

Tapi yang kita pantau, lanjutnya, ini adalah sindikat yang menyusup ke pondo-pondok pesantren termaksud lembaga-lembaga pendidika.

"Sindikat ini menyusup dengan pola bourding school, tidak hanya pondok pesantren tapi lembaga pendidikan lainnya,"

Khairul mengutarakan perihal itu lantaran ia pernah terlibat dalam penyelidikan untuk mengantisipasi jaringan LGBT menyusup ke ponpes MTI Canduang.

"Masih ingat hebohnya Sumbar tahun 2017-2018 ulah jaringan ini yang menyusup ke lembaga pendidikan di Sumbar. Saya salah satu orang yang membuka kasus itu," akuinya.

Nah pada kasus RA dan AA, lanjut Khairul, setelah diamati ternyata mereka dekat dengan jaringan LGBT.

"Untuk tidak merebaknya ke yang lain karena biasanya ketika ada korban, secara psikis ini akan menjadi predator baru. Perihal ini harus dipangkas sampai ke akar-akarnya jika tidak akan menuai persoalan panjang," jelas Khairul.

"Nah pada kasus RA, pelaku ini juga merupakan korban jaringan atau sindikat dari pesantren lain, kira-kira tahun 2015. Dan pelaku ke dua (AA) adalah korban dari pelaku pertama," jelasnya.

Khairul menepis, korban atas kejahatan RA dan AA tidak 40 santri melainkan cuma tiga santri yang dirudapaksa.

"Pelaku pertama korbannya dua santri dan pelaku ke dua korbannya satu santri. Selebihnya hanya korban pencabulan diarea sensitif, diraba-raba," kata Khairul.

Menurut Khairul pihaknya membuka ruang untuk penyelidikan kasus ini melibatkan kepolisian dan para tokoh adat, agama setempat.

"Kami lakukan pertemuan dengan tokoh di sini untuk mencarikan solusi segala lini terkait dan bersiap memerangi jaringan sindikat LGBT," katanya.

Kendatipun demikian, Khairul mengakui bahwa pihaknya terkecoh dengan keberadaan RA selama ini.

"Kedua pelaku ini sangat ramah dan merupakan alumni santri dengan lulusan terbaik. Mereka juga lulusan terbaik dikuliah. Maka kami tidak menyangka bahwa aslinya para pelaku seperti itu," ulas Khairul Anwar.
×
Berita Terbaru Update