Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kasus RTLH di Pariaman Tuai Masalah Rumit

10 Maret 2021 | 17:17 WIB Last Updated 2021-03-10T10:17:36Z
PARIAMAN- Kasus Rumah Tidak layak Huni (RTLH) di Desa Naras I, Kota Pariaman-Sumbar belum menemukan titik terang. Sampai saat ini pihak terkait belum dapat memastikan, siapa yang bertanggung jawab atas masalah tersebut. 

Untuk diketahui, kasus RTLH tersebut, dari 114 rumah yang dibangun hanya 24 rumah yang selesai. 

Rumah lainnya terbengkalai, uang untuk beli material bangunan sudah ditransfer namun material tidak sampai pada warga. 

Menyoal masalah itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, Syukri menjawab.

"Sebelumnya kami telah memanggil pihak fasilitator, pihak desa dan ketua kelompok namun pertemuan itu batal lantaran pihak terkait ada yang tidak memenuhi panggilan," ungkap Syukri, di ruanganya, Rabu 10 Maret 2021.

Lebih lanjut Kadis itu menuturkan, saat ini pihaknya tidak mempunyai kewenangan untuk mengusut masalah tersebut. 

"Tugas kami hanya sampai pada uang ditansfer dari bank kepada penerima dan uang telah dikirim kepada penerima bantuan," jelas Syukri.

Dikatakannya juga, secara administrasi pencairan dana untuk material sudah memenuhi syarat seperti berita acara dan tanda tangan penerima manfaat (warga).

"Namun ini yang menjadi masalah, material tidak sampai kepada penerima sehingga pembangunan tidak berlanjut," ungkapnya.

Menurut Syukri, persoalan sekarang terletak antara fasilitator, ketua kelompok dan pihak toko. "Karena ini menyangkut kerja mereka," ulas Syukri.

Dikatakannya lagi, dalam perkara ini, ada oknum yang menggelapkan dana bantuan RTLH tersebut. 

"Jadi kami berharap ada pihak yang melaporkan masalah ini ke kepolisian. Kasus ini bisa "di meja hijaukan", kata Syukri.

Sementara itu, kata Syukri lagi, pihaknya telah membicarakan dengan Walikota dan mempunyai rencana untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.

"Seperti bantuan dari Baznas atau bantuan lainnya agar warga yang tidak punya tempat tinggal yang layak bisa tenang," sebutnya.

Untuk diketahui, seperti yang telah diberitakan sebelumnya, dari 114 kepala keluarga yang mendapat bantuan RTLH hanya 24 KK yang rumahnya selesai dibangun. 

Rumah lainnya terbengkalai dan mereka terpaksa hidup di dalam gubuk dan menumpang di rumah kerabat atau tetangga.

Rehasa
×
Berita Terbaru Update